Handuk Putih, Manor Racing dan Rio Haryanto di lintasan F1
|Kasamago.com – – Ditengah nuansa hingar bingar Olimpiade Rio De Janeiro Brasil 2016 yang hampir mustahil di siarkan rutin oleh stasiun tv swasta nasional, apalagi Perjuangan para Pahlawan Bangsa mereguk Medali Emas seolah dianggap momen yang tidak bermutu blas.
Stasiun TV condong lebih kushyu dan asyik memberitakan hal-hal heboh fenomenal tanpa guna yang hanya menjadi pemupuk stress dan penebar distorsi berita bagi masyarakat. Seperti Kasus pembunuhan, penganiayaan, pemerkosaan, perselingkuhan, pengkhianatan, koalisi, perseteruan, dan sebagainya. Seolah tak ada Goodnews di Indonesia yang dapat ditayangkan secara maksimal.
Ditengah terkungkungnya Goodnews dari kepungan Badnews Media mainstream tanah air, satu lagi berita tak bahagia menjalar di ranah olahraga otomotif. Pembalap kebanggaan Bangsa, dan satu satunya wakil Asia di ajang Balap paling premium sejagad, Formula One terpaksa harus di putus kontrak oleh Tim penaungnya, Manor Racing. Pemutusan kerja sepihak oleh Manor Racing sudah menjadi duri duri daging dalam perjalanan karir RIO di F1. Mungkin sudah diperkirakan bahwa sang BadDay itu cepat atau lambat akan menghampira sang pembalap.
Kesulitan memperolah dana dan sponsor yang sanggup melunasi sisa hutang kontrak Rio Haryanto sebesar 7 Juta Euro (sekitar 92 Milyar Rupiah) terus membayangi musim demi musim. Konsentrasi RIO bisa jadi terganggu oleh masalah ini, ditambah prestasi RIO yang tak kunjung mendapat tepuk tangan bagi pemirsa F1 di tanah air. Seiring jarangnya RIO di “LIVE” kan kamera saat berlaga membuat pemirsan F1 tanah air merasa hampa dan hambar, tokoh yang dijagokannya kok hampir gak pernah terlihat di kamera. Hanya Raikkonen, Hamilton, Vettel, Rosberg, dan malah temen sekamarnya, Pascal yang lebih dinamis tersorot lampu kamera.
Keputusan Manor Racing mendepak Rio Haryanto dari daftar pembalap utamanya terjadi pasca GP Jerman 31 Juli 2016 lalu. Manor Racing menggantikan Paruh musim kedua F1 2016 pada pebalap asal Perancis Esteban Ocon, bekas pebalap cadangan Renault. Esteban akan memulai debutnya di GP Belgia 28 Agustus mendatang.
Siapapun akan kecewa dan ikut merasa sedih bila Rio Haryanto terpaksa melepas mobil MRT05 nya pada pebalap lain. Menemukan pihak yang mampu menutupi masalah finansial Rio agaknya terasa sulit di tengah kurangnya daya saing RIO melawan Pebalap F1 lainnya. Ditambah, publik tanah air seolah sudah melupakan sepak terjang RIO di lintasan, apalagi sepertinya TV Swasta pun telah menyetop tayangan F1 2016 nya.
Kejadian yang menimpa RIO Haryanto dalam F1 2016 semoga menjadi pembelajaran banyak pihak terkait. Keengganan Pertamina full support financial dan BUMN lainnya agaknya menyimpan keraguan terhadap perjuangan RIO di lintasan F1. Entahlah, mungkin mereka memiliki asumsi dan perhitungan lain. Kini Bubur telah masuk perut, berharap saja Rio terus mengasal Skill, dipingit Team yang tepat dan mendapat sponsorship yang maksimal.
Tetap Semangat RIO !! Jayalah terus dunia Olahraga Tanah Air.
Comments
sanggat di sayangkn dukunggan pemerintah yg setengh setengah buat atlit anak bangsa sendiri
betul gan, terlepas dari performa Rio. memberi dukungan penuh hingga akhir adalah sejarah tersendiri..
Stasiun TV condong lebih kushyu dan asyik memberitakan hal-hal heboh fenomenal tanpa guna yang hanya menjadi pemupuk stress dan penebar distorsi berita bagi masyarakat. Seperti Kasus pembunuhan, penganiayaan, pemerkosaan, perselingkuhan, pengkhianatan,koalisi, perseteruan, dan sebagainya. Seolah tak ada Goodnews di Indonesia yang dapat ditayangkan secara maksimal.
_____________
betul betul betul
Sedih juga dengar kabar seperti itu, namun kejadiannya seperti itu…
Sepertinya Rio juga belum siap di F1, matangkan dulu baru masuk F1
keburu-buru + performa mobil tidak sehebat papan atas jadinya ya seperti itu.
Namun setiap orang dibekali daya resiliensi yang akan mampu bangkit kembali,
mengutip kalimat dari seorang teman :
“rasa percaya diri dan harapan yang masih tersisa adalah bekal yang amat krusial untuk meneruskan perjalanan mengubah nasib”
Salam kenal Mas
betul, tangguh di gp2 blm tentu di F1 yg syarat pertarungan grande..
pelajaran brhrga bg Rio utk terus berbenah
Salam kenal kembali